GIZI
SEIMBANG BAGI BALITA
Dosen
Pembimbing : Muthmainnah Zakiyyah, SST, M.Kes.
Disusun
Oleh:
1. Nuzul
Farida
2. Siti
Ainur Rahmah
3. Solehati
Nur Fadilah
4. Tutik
Hidayati
D
III KEBIDANAN
STIKES
HAFSYAWATI ZAINUL HASAN GENGGONG
TAHUN
AKADEMI 2013/ 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ciri anak sehat dapat dilihat dari segi fisik dan tingkah lakunya. Anak
yang sehat akan merasa senang apabila diajak bermain, periang, mempunyai tubuh
yang proporsional, dan penuh dengan semangat. Ia pintar bersosialisasi dengan
yang lain. Kesehatan tubuh anak sangat erat kaitannya dengan makanan yang
dikonsumsi. Banyaknya zat-zat tidak baik yang masuk ke dalam tubuh melalui
makanan sangat mempengaruhi kesehatan. Oleh karena itu, kita harus selalu
menjaga pola makan. Melalui tulisan ini, saya akan menjabarkan mengenai manfaat
pemenuhan gizi pada balita, macam-macam gizi yang diperlukan oleh anak
sekaligus bahan makanan yang mengandung zat
tersebut, dan contoh makanan yang layak untuk dikonsumsi untuk pemenuhan gizi.
Setiap ibu mendambakan seorang anak yang sehat, namun beberapa dari mereka
tidak mengetahui mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi seorang anak agar dapat
berkembang dengan baik. Mereka hanya menyediakan makanan, yang seharusnya
menjadi sumber gizi bagi tubuh, dengan kurang berhati-hati. Beberapa faktor
yang menyebabkan banyaknya masalah yang timbul mengenai gizi buruk pada balita
adalah faktor ekonomi, lingkungan, dan ketidaktahuan orangtua. Keterbatasan
ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kubutuhan gizi pada anak,
sedangkan apabila kita cermati, pemenuhan gizi bagi anak tidaklah mahal,
terlebih
lagi apabila dibandingkan dengan harga obat yang harus dibeli ketika berobat di Rumah Sakit.
lagi apabila dibandingkan dengan harga obat yang harus dibeli ketika berobat di Rumah Sakit.
Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi gizi pada anak, sebagai
contohnya, seringnya anak jajan sembarangan di tepi jalan, karena melihat
teman-temannya yang juga sedang jajan sembarangan. Faktor yang paling terlihat
pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi
yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan
makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung
gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat
yang mengandung banyak gizi.
B.
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah
1.
Memberitahukan
bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh.
2.
Memberitahukan
kepada para ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam memilih
makanan untuk anak – anaknya.
3.
Memberitahukan
pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan yang
mendesak bagi tubuh sehingga harus dipenuhi agar tubuh menjadi tetap sehat.
C.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana prinsip gizi seimbang bagi balita ?
2.
Bagaimana cara pengolahan makanan bagi balita ?
3.
Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi pemberian makanan bagi
balita ?
4.
Bagaimana
pengaruh status
gizi seimbang bagi balita ?
5.
Bagaiman menu seimbang bagi balita ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip
Gizi Bagi Balita
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan
mental yang pesat. Pada masa ini otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai
stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar.
Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia
balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini,
bersifat irreversible (tidak dapat
pulih).
Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu
makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur.
Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi
kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah
kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup,
sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender
lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar
mengunyah.
Kecukupan gizi:
Golongan umum: 1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23
gram
4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm,
Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan
pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi
setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang
paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk
balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya
di usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita
yang bertujuan sebagai berikut:
1.
Memberikan
nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya jika
sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan
jasmani serta psikomotorik.
2.
Mendidik
kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang
diperlukan.
Adapun
Prinsip Gizi Seimbang bagi balita :
a)
Air
Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air
rata-rata:
Trimester
|
Kebutuhan (ml/kg BB/hari)
|
I
|
175-200
|
II
|
150-175
|
III
|
130-140
|
IV
|
120-140
|
b) Energi
Menurut FAO/WHO 1971
Umur
|
Kebutuhan Energi (Kal/kg
BB/hari)
|
3 bulan
|
120
|
3-5 bulan
|
115
|
6-8 bulan
|
110
|
9-11 bulan
|
105
|
Diatas 1 tahun
|
112
|
1-3 tahun
|
101
|
4-6 tahun
|
91
|
c) Protein
Umur
|
Kebutuhan Protein (g/kg
BB/hari)
|
6-11 bulan
|
3,5-2,0
|
1-3 tahun
|
2,5-2,0
|
4-6 Tahun
|
3,0
|
d)
Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah
banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang
mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan
gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam
lenoleat.
e)
Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada
ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat
arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung
banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.
f) Vitamin dan mineral
Ca
|
Fe
|
Vit A
|
Vit B1
|
Vit B12
|
Vit B6
|
Vit C
|
Vit D
|
|
6-11 bln
|
0,6 gr
|
8 gr
|
1200 mg
|
0,4 mg
|
0,5 mg
|
6 mg
|
25 mg
|
400 unit
|
1-3 th
|
0,5 gr
|
8 gr
|
1500 mg
|
0,5 mg
|
0,7 mg
|
8 mg
|
30 mg
|
|
4-6 th
|
0,5 gr
|
10 gr
|
1800 mg
|
0,6 mg
|
0,9 mg
|
9 mg
|
40 mg
|
1.
Gizi
Seimbang Bagi Balita
Seorang anak
yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal. Secara fisik, anak sehat
dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan yang teratur dan
proporsional. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang
terserap didalam tubuh. Sehat tampak
aktif, gesit dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam
tubuh. Meskipun kekurangan gizi bukan merupakan hal baik bagi balita, bukan
berarti apabila seorang balita diberikan asupan gizi secara berlebih (misalnya
memberikan berbagai pil vitamin) akan membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap
berbagai penyakit. Tubuh balita justru akan mengalami kehilangan kemampuan
untuk ’membentengi’ tubuh, sehingga mempermudah masuknya penyakit.
Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai dendrit yang berfungsi
untuk mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang terbentuk dalam otak
berarti lebih banyak sinapsis yang berkempuan dalam belajar. Jika pada puncak
pembentukan dendrit gizi yang tersedia tidak cukup maka jumlah sinapsis yang
terbentuk akan berkurang sehingga mengakibatkan fungsi mentalnya berkurang
seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang. Pada anak usia dua sampai
tiga tahun mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus, seperti seng dan
vitamin A.
2.
Tujuan Gizi
Bagi Balita
a.
Memberitahukan
bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh.
b.
Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam pemilihan
makanan untuk sang buah hati.
c.
Memberitahukan
pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi tubuh
sehingga perlu dipenuhi agar tubuh menjadi sehat.
d.
Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan gizi anak
balita.
e.
Menyebutkan
kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan berbagai organ tubuh anak
balita.
f.
Menjelaskan
faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi anak balita.
g.
Menjelaskan
pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi anak balita.
h.
Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi anak
balita.
i.
Menyebutkan masalah
perkembangan tubuh pada anak balita.
B. Cara Mengelola Makanan Bagi Balita
Pemberian
makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua,
harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta
kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat
arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang
cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus
terdapat secara bersamaan pada suatu waktu.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam,
menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah
diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan
keluarga.
Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola
makanan keluarga. Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku
makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau dan mampu
menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan
meniru perilaku makan dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya dalam
keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa
yang diberikan pada jam diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat
membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan.
Namun pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena
akan mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang
mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran,
roti isi ragout ayam sayuran, pizza dan lain-lain.
Fungsi
makanan selingan adalah :
1.
Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat
dalam bahan makanan selingan.
2.
Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam
makanan utamanya (pagi, siang, dan malam).
3.
Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas
anak pada usia balita.
Ciri-ciri gizi buruk :
1.
Kurus, rambut kemerahan.
2.
Perut
kadang-kadang buncit.
3.
Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).
4.
Cengeng.
5.
Kurang respons.
C.
Faktor
– faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan
1.
Pengaruh ibu : Kurangnya pengetahuan ibu
dan
keterampilan
yang mempengaruhi gizi di bidang memasak, konsumsi anak, keragaman
bahan makanan.
2.
Prasangka
buruk : Anggapan
terhadap jenis makanan
tertentu yang bisa mempengaruhi gizi, misalnya
anggapan terhadap anak kecil yang suka makan ikan bisa menyebabkan cacingan.
3.
Pantangan : Pantangan terhadap makanan tertentu
yang telah
menjadi kebiasaan yang mempengaruhi gizi, misal pantangan terhadap anak yang
suka makan daging yang biasanya yang terjadi di daerah pedesaan.
4.
Kesukaan
yang berlebihan : Kesukaan yang berlebihan terhadap
suatu jenis makanan tertentu yang mengakibatkan
tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. Misal kesukaan yang
berlebihan terhadap coklat.
5.
Jarak
kelahiran yang terlalu cepat: Jarak
antara dua kelahiran
yang
terlalu rapat
yaitu kurang dari
1
tahun.
6.
Sosial
ekonomi : Tingkat
penghasilan keluarga yang
mempengaruhi
status gizi kurang pada balita yang dihubungkan dengan jumlah anggota keluarga.
7.
Penyakit
pada anak : Penyakit
yang diderita pada
anak
yang
menyebabkan terganggunya status gizi balita.
D. Pengaruh Status Gizi Terhadap Balita
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam
tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah tersrang
penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh.
Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antar lain diare,
disentri, gondok, busung lapar. Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP),
Defisiensi Vit. A, Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus, Kwashiorkor dan
beberapa penyakit lainnya.
Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga
mempengaruhi kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak
terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga tidak dapat berkembang secara
optimal, sesuai dengan potensi genetiknya.
1.
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih memahami
makanan dan memiliki makanan yang baik untuk anak balita.
2.
Sosial Budaya
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat tertentu terutama
tentang pemberian makanan yang boleh dan tidak boleh. Misalnya, tidak boleh
makan telur jika ada luka, karena akan menyebabkan terjadinya pembusukan pada
luka dan lain sebagainya. Seharusnya telur merupakan sumber gizi yang tnggi
kadar protein dan baik untuk penyembuhan luka.
3.
Serat Makanan
Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak-anak yang diberi makanan yang
berserat akan baik untuk untuk kesehatan dan pertumbuhannya.
4.
Kemudahan
Cerna
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya mudah dicerna.
Persentase nutrien yang dapat diasimilasi dalam sebagian besar bahan makanan
yang dikonsumsi sehari-hari cukup tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan
lemak 95%. Walaupun demikian beberapa faktor dapat dipengaruhi proses kemudahan
cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah dan memasak bahan makanan,
serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan.
5.
Rasa Kenyang
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhnya rasa kenyang, pemberian makanan
harus dapat pula memenuhi persyaratan segi kesehatan. Beberapa jenis makanan
mempunyai nilai rasa kenyang yang tinggi, berarti cepat memberikan rasa
kenyang, seperti susu, telur, makanan yang berlemak. Sedangkan roti, kentang,
daging tanpa lemak, ikan, sayur buah mempunyai nilai rendah.
6.
Sumber
Makanan
Tersedianya makanan sangat mempengaruhi status gizi seseorang. Semakin
sulit atau jauh mendapat makanan yang mengandung gizi akan semakin sulit juga
bagi seseorang untuk mendapatkan makanan yang mengandung cukup gizi atau gizi
yang baik.
E. Menu Seimbang Bagi Balita
1.
Karbohidrat
Seperti
nasi, roti, sereal, kentang atau mie.
2.
Buah dan Sayur
Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam
mengandung zat gizi yang berbeda.
3.
Susu dan Produk Olahan Susu
Susu pertumbuhan, produk olahan susu seperti susu dan yoghurt. Pastikan
balita ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dan konsumsi susunya.
4.
Protein
Seperti
ikan, susu, daging, telur, dan kacang-kacangan.
5.
Lemak dan
Gula
Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti, dan kue juga
mengandung Omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa balita adalah periode
perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita ibu telah
siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara dengan
lancar. Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan keseimbangan pada usia dini perlu
diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Balita masih sangat rawan terhadap berbagai macam penyakit. Hal ini terjadi
karena sistem kekebalan tubuhnya belum benar-benar terbentuk. Oleh karena itu
anak harus diberikan asupan gizi yang cukup. Gizi tersebut akan membantu
membentuk sistem kekebalan tubuh yang kuat, sehingga anak tidak mudah sakit.
Untuk menyediakan gizi yang cukup bagi balita, hanya diperlukan menu sehat
seimbang yang dikenal dengan nama 4 sehat 5 sempurna yang terdiri atas nasi,
lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan susu.
B. Saran
1.
Bagi para ibu agar tetap menjaga kebutuhan gizi
seimbang bagi balitanya.
2.
Bagi tenaga kesehatan, agar melakukan penyuluhan
kepada ibu-ibu pedesaan akan perhitungannya pemenuhan gizi seimbang pada
balita. Sebagai tenanga kesahatan kita harus bisa memberikan pengetahuan tentang
gizi yang baik
dan seimbang kepada para orang tua supaya
orang tua bisa memberikan gizi yang cukup bagi anak-anaknnya, sehingga
balita dengan gizi buruk akan semakin berkurang dan kualitas kesehatan
masyarakat pun akan semakin meningkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Djaelani,
Ahmad Sediotama. 2002. Ilmu 9121. Jakarta. Dian Rakyat Laksamana, Hendra
T. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta :
Djambatan.
Santosa,
Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September 2002 .
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September 2002 .
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.