MAKALAH BIOLOGI DASAR
“METABOLISME
LIPID”
Dosen Pembimbing : Iit Ernawati, S.Kep.,M.Kes
Di Susun Oleh kelompok 4
Dewi
Arista (15401.06.13009)
Sapti
Wulan Afit Priliana (15401.06.13040)
Solehati
Nur Fadilah (15401.06.13046)
Suci
Afika Indraheni (15401.06.13047)
Tutik
Dyah Ayu Wulan Dari (15401.06.13049)
DIII KEBIDANAN
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puja dan
puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala rahmat
dan hidayah – Nya, maka penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata
kuliah Biologi Dasar yang
berjudul “LIPID” dapat selesai dengan tepat waktu.
Dalam
makalah yang berjudul “LIPID” ini, penyusun kurang lebih membahas tentang lipid
dan asam lemak, serta contoh penyakit yang berhubungan dengan lipid, agar dapat
tertangani dengan tepat oleh penderita yang disebabkan oleh lipid.
Tak lupa
penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang tidak dapat
penyusun sebutkan disini satu per satu, yang telah membantu penyusun dalam
menyelesaikan tugas makalah ini hingga mencapai titik akhir maksimal yang dapat
penyusun sajikan.
Penyusun
sangat menyadari sepenuhnya, bahwa makalah yang berjudul “LIPID” ini, sangat
jauh dari sempurna. Penyusun sangat membutuhkan segala kritik dan saran yang
membangun guna menghasilkan tugas makalah yang jauh lebih baik lagi dari yang
sekarang.
Sekian
goresan pena dari penyusun. Penyusun mohon maaf yang sebesar – besarnya
apabaila dalam makalah ini terdapat kata – kata yang kurang berkenan di hati
para pembaca. Billahi taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaikum Wr,. Wb.
Genggong, .. oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata
Pengantar
Daftar Isi
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................... 4
1.3 Tujuan........................................................................................................ 5
1.4 Manfat ...................................................................................................... 5
BAB II :
PEMBAHASAN
2.1 Definisi metabolism Lipid.......................................................................... 6
2.2 Siklus Krebs................................................................................................ 7
2.3 Transport Lipid dalam Plasma.................................................................... 9
2.4 Biosintesis Lipid....................................................................................... 10
2.5 Metabolisme jaringan lemak..................................................................... 12
2.6 Lemak sebagai sumber energy untuk proses hidup................................... 15
2.7 Fungsi lemak tidak jenuh.......................................................................... 19
2.7.1 Oksidasi asam lemak tidak jenuh..................................................... 20
2.8 Metabolisme Lipoprotein plasma.............................................................. 21
2.9 Peranan hati pada metabolism Lipid........................................................ 24
2.10 Proses ketogenesis dan
terjadinya ketosis metabolism kolesterol........... 24
BAB III :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 29
3.2 Saran......................................................................................................... 29
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Secara umum senyawa yang disebut lipid dapat diartikan sebagai suatu
senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun dapat larut dalam
pelarut organik, contohnya benzen, eter, dan kloroform. Suatu lipid tersusun
atas asam lemak dan gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu nama lain
berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya
maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan
senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril ester dan
fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi dengan
protein (lipoprotein).
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah
senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut
organik. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut organik nonpolar, seperti
benzen, pentana, dietil eter, dan karbon tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut
tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan.
Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang diekstrak
dari organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau pelarut
non polar. Definisi ini berdasarkan atas sifat fisik, berlawanan dengan
definisi protein, karbohidrat, maupun asam nukleat yang berdasarkan atas
struktur kimianya. Istilah lipid mencakup berbagai macam kelompok senyawa yang
berbeda-beda strukturnya. Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak
merupakan sumber energi bagi tubuh. Besarnya energi yang dihasilkan per gram
lemak adalah lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat
atau 1 gram protein. 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori (kal).Lemak dalam
makanan merupakan campuran lemak heterogen yang sebagian besar terdiri dari
trigliserida. Triglesirida disebut lemak jika pada suhu ruang berbentuk
padatan, dan disebut minyak jika pada suhu ruang berbentuk cairan. Triglesirida
merupakan campuran asam-asam lemak, biasanya dengan panjang rantai karbon sebanyak
12-22 dengan jumlah ikatan rangkap dari 0-4. Dalam lemak makanan juga terdapat
sejumlah kecil fosfolipid, sfingolipid, kolesterol, dan fitosterol. Lemak yang
akan dibicarakan disini adalah lemak netral yang merupakan ester dari gliserol
dan asam lemak. Gliserol mempunyai 3 gugusan hidroksil dimana masing-masing
akan mengikat 1 molekul asam lemak yang disebut trigliserol. Lipid mengacu pada
golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar,
seperti alkohol, eter, atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid
diantaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel,
dan sebagai pensinyalan molekul.
Metabolisme adalah pertukaran
zat antara suatu sel atau suatu organisme secara keseluruhan dengan zat antara
suatusel atau organisme secara keseluruhan dengan lingkungannya.Metabolisme
berasal dari kata Yunani “Metabole” ynisme hang berarti perubahan.
Metabolisme kadang juga diartikan pertukaran zat antaara satu sel atau secara
keseluruhan dengan lingkungannya. Salah satu aktivitas protoplasma yang penting
adalah pembentukan sel baru dengan cara pembelahan. Sebelum sel
melakukan pembelahan, maka protoplasma akan aktif mengumpulkan serta mensintesa
karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyawa kompleks yang merupakan
bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesa senyawa
organic tersebut adalah unsure-unsur aorganic yang diserap oleh akar dan gula
yang dibentuk dari karbon dioksida dan air pada proses fotosintesa (asimilasi
karbon).
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia
yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu
hingga yang memiliki susunan tubuh kompleks seperti manusia. Dalam hal ini,
makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme
dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabollisme adalah
perenannya dalam penawar racun atau detoksifikasi.
Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang sangat
terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai system enzim yang mengkatalis
reaksi-reaksi secara bertahap dan memerlukan pengaturan metabolic untuk
mengendalikan mekanisme reaaksinya.
Anabolisme adalah
lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi
senyawa kimia atau molekul kompleks Proses ini membutuhkan energy dari luar.
Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun
energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat
senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi,
dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan
dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama,
produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua,
adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan
energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul
kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal
dengan fotosintesis sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal
dengan kemosintesis.
Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang
esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya
glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat. untuk
pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur
tubuh makhluk hidup baik intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis
bahan-bahan ini lebih cepat dari perombakannya, maka organisme akan tumbuh.
Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks
yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi
lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang
terkandung di dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam
lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirad, bila dalam lingkungan
tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.
Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)
(glukosa)
Contoh Fermentasi :C6H1206 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) (etanol)
(glukosa) (etanol)
Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa definisi
dari Metabolisme lipid ?
2.
Bagaimana transport
lipid dalam plasma ?
3.
Bagaimana
biosentesit lipid ?
4.
Bagaimana
metabolisme jaringan lemak ?
5.
Bagaimana
lemak sebagai sumber energy untuk proses hidup ?
6.
Bagaimana
fungsi lemak tak jenuh ?
7.
Bagaimana
metabolisme lipopprotein plasma ?
8.
Bagaimana
peranan hati pada metabolisme lipid ?
9.
Bagaimana
etogenesis danterjadinya ketosis metabolisme kolesterol ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan-tujuan dari pembuatan makalah ini,
antara lain :
1.
Mengetahui
definisi metabolisme lipid.
2.
Mengetahui
transport lipid dalam plasma.
3.
Menegetahui
biosentesit lipid.
4.
Mengetahui
metabolisme jaringan lemak.
5.
Mengetahui
sebagai sumber energy untuk proses hidup.
6.
Mengetahui
fungsi lemak tak jenuh.
7.
Mengetahui
metabolisme lipopprotein plasma.
8.
Mengetahui
peranan hati pada metabolisme lipid.
9.
Mengetahui
etogenesis danterjadinya ketosis metabolism kolesterol.
1.4. Manfaat
Memberikan
pengetahuan tentang lipid dan beberapa hal yang menyangkut hal-hal tentang
lipid kepada pembaca makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Metabolisme Lipid
Lipid adalah
ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut
dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah eter, chloroform, benzena,
carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974)
Lipid adalah suatu senyawa yang bersifat
hidrofobik, terdapat dalam semua bagian tubuh serta dapat diekstraksi dari
materi hidup dengan menggunakan pelarut non polar seperti kloroform, benzena
dan etil eter. (Murray dkk, 2003)
Lipid merupakan kelompok heterogen dari
senyawa yang lebih berkerabat karena sifat fisiknya disbanding sifat kimianya.
Kelompok ini mempunyai sifat umum, yaitu :
1.
Relatif
tidak larut dalam air.
2.
Larut di
dalam pelarut non polar, seperti eter, kloroform, serta benzene.
Dengan
demikian, kelompok lipid mencakup lemak, minyak, mala (wax) dan senyawa-senyawa
lain yang berhubungan.
Klasifikasi lipid berikut ini
merupakan hasil modifikasi klasifikasi Bloor :
1.
Lipid Sederhana : Ester asam lemak dengan berbagai
alkohol
a.
Lemak : Ester asam lemak dengan gliserol. Lemak dalam keadaan cair dikenal
dengan minyak.
b.
Malam : Ester asam lemak dengan alkohol monohidrat
berbobot molekul lebih tinggi.
2. Lipid
Kompleks : Ester asam lemak yang mengandung gugus-gugus lain di samping alkohol dan asam lemak.
a.
Fosfolipid
Kelompok
lipid, yang selain mengandung asam lemak dan alkohol, juga mengandung residu
asam fosfat. Lipid ini sering mempunyai basa yang mengandung nitrogen dan
subtituen lain, misal pada gliserofosfolipid, alkohol yang dimilikinya adalah
gliserol, dan alcohol pada sfingofosfolipid adalah sfingosin.
b.
Glikolipid (glikosfingolipid)
kelompok
lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin dan karbohidrat.
c.
Lipid kompleks lain
lipid seperti sulfolipid dan amino-lipid.
Lipoprotein juga dapat dimasukkan ke dalam kategori ini.
3.
Prekusor dan derivate lipid
kelompok ini mencakup asam lemak, gliserol, steroid,
senyawa alkohol selain gliserol serta sterol, aldehid lemak, dan badan keton,
hidrokarbon, vitamin larut-lemak, serta berbagai hormon. Karena tidak
bermuatan, agliserol (gliserida), kolestrol dan ester kolestril dinamakan lipid
netral.
2.2. Siklus
Kreb
Siklus Krebs adalah tahapan selanjutnya dari respirasi seluler. Siklus
Krebs adalah reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat, yang kemudian
membentuk asam sitrat. Siklus Krebs disebut juga dengan siklus asam sitrat,
karena menggambarkan langkah pertama dari siklus tersebut, yaitu penyatuan
asetil ko-A dengan asam oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat.
Pertama-tama, asetil ko-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi
oksidatif) masuk ke dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat
membentuk asam sitrat.
Setelah “mengantar” asetil masuk ke dalam siklus Krebs, ko-A memisahkan diri
dari asetil dan keluar dari siklus. Kemudian, asam sitrat mengalami pengurangan
dan penambahan satu molekul air sehingga terbentuk asam isositrat. Lalu, asam isositrat mengalami oksidasi
dengan melepas ion H+, yang kemudian mereduksi NAD+ menjadi NADH, dan
melepaskan satu molekul CO2 dan membentuk asam a-ketoglutarat
(baca: asam alpha ketoglutarat). Setelah itu, asam
a-ketoglutarat kembali melepaskan satu molekul CO2, dan teroksidasi dengan
melepaskan satu ion H+ yang kembali mereduksi NAD+ menjadi NADH. Selain itu,
asam a-ketoglutarat mendapatkan tambahan satu ko-A dan membentuk suksinil
ko-A. Setelah terbentuk suksinil ko-A, molekul ko-A kembali
meninggalkan siklus, sehingga terbentuk asam suksinat. Pelepasan ko-A dan perubahan suksinil
ko-A menjadi asam suksinat menghasilkan cukup energi untuk menggabungkan satu
molekul ADP dan satu gugus fosfat anorganik menjadi satu molekul ATP.
Kemudian, asam suksinat mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion H+, yang
kemudian diterima oleh FAD dan membentuk FADH2, dan terbentuklah asam
fumarat. Satu molekul air
kemudian ditambahkan ke asam fumarat dan menyebabkan perubahan susunan (ikatan)
substrat pada asam fumarat, karena itu asam fumarat berubah menjadi asam
malat. Terakhir, asam malat
mengalami oksidasi dan kembali melepaskan satu ion H+, yang kemudian diterima
oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam oksaloasetat kembali
terbentuk. Asam oksaloasetat ini kemudian akan kembali mengikat asetil ko-A dan
kembali menjalani siklus Krebs.
Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2
ATP, 6 NADH, 2
FADH2, dan 4 CO2. Selanjutnya, molekul NADH dan
FADH2 yang terbentuk akan menjalani rangkaian terakhir respirasi aerob, yaitu
rantai transpor elektron.
2.3.
Transport Lipid dalam Plasma
Pada umumnya 2,5 hingga 3 jam setelah
orang makan-makanan yang mengandung banyak lemak, kadar lemak dalam darah akan
kembali normal. Dalam darah lemak diangkut dalam tiga bentuk, yaitu berbentuk kilomikron,
partikel lipoprotein yang sangat kecil, dan bentuk asam lemak yang terikat
dalam albumin. Kilomikron yang menyebabkan darah tampak keruh, terdiri atas
lemak 81-82%, protein 2%, fosfolipid 7% dan kolesterol 9%. Kekeruhan akan
hilang dan darah menjadi jernih kembali apabila darah telah mengalir melalui
beberapa organ tubuh atau
jaringan-jaringan, karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim
lipoprotein lipase.lipoprotein lipase terdapat dalam sebagian besar jaringan,
dan terdpat dalam jumlah banyak pada jaringan adipose dan otot jantung.
Sebagian besar lemak yang diabsorbsi diangkut ke hati. Di sini lemak diubah
menjadi fosfolipid yang kemudian di angkut ke organ-organ maupun
jaringan-jaringan tubuh.
Asam lemak dan transportasi kolesterol dalam
lipoprotein plasma berkembang dalam konteks sistem peredaran darah terbuka di
mana partikel lipoprotein disekresikan langsung ke dalam darah dan memiliki
akses siap untuk sel-sel di berbagai jaringan. Pada vertebrata yang lebih
tinggi dengan tempat tidur kapiler tertutup, hidrolisis trigliserida pada
permukaan kapiler diperlukan untuk penyerapan asam efisien komponen lemak
mereka ke dalam sel. Demikian juga, hidrolisis dari
trigliserida seluler dalam sel-sel jaringan adiposa mendahului mobilisasi asam
lemak dan memungkinkan jumlah besar untuk diangkut dalam darah. Namun, di semua lipoprotein Metazoa terutama disekresikan dari sel
yang berdekatan dengan tempat tidur mikrovaskuler terbuka. Serapan partikel lipoprotein seperti ke dalam sel terjadi dalam invertebrata
dan vertebrata sama, difasilitasi dengan mengikat reseptor afinitas tinggi pada
permukaan sel. Pada vertebrata, gradien
konsentrasi yang dibuat antara kolesterol dalam sel dan lipoprotein oleh enzim
kolesterol esterifying yang bekerja pada lipoprotein kolesterol mempromosikan
gerakan ke dalam kompartemen plasma. Dengan demikian strategi untuk
transportasi buruk larut lipid mencakup reaksi enzimatik pada permukaan sel dan
dalam plasma darah serta proses eksositosis dan endositosis.
2.4. Biosintesis
Lipid
Pada biosintesis asam lemak diperlukan tiga karbon intermediet, yaitu
malonil CoA. Pembentukan malonil-CoA berasal dari asetil-CoA dan bikarbonat
yang dikatalisis oleh enzim asetil-CoA karboksilase.
Sintesis asam lemak dimulai
dengan transfer asetil-CoA pada gugus cys-SH enzim ketoacyl-ACP synthase
(KS). Proses transfer ini dikatalisis oleh enzim acetyl-CoA–ACP
transacetylase (AT). Sedangkan malonil CoA ditransfer pada gugus ser-SH acyl
carrier protein (ACP) melalui ikatan kovalen tioester. Proses
transfer ini dikatalisis olehe enzim malonyl-CoA–ACP transferase (MT). ACP
adalah molekul protein kecil yang memiliki gugus prostetik
4’-phosphopantetheine dan terdapat gugus tiol (SH) pada ujungnya.
Gugus prostetik 4’-phosphopantetheine pada ACP memiliki lengan yang
lentur sehingga memudahkan asam lemak intermediet berinteraksi dengan gugus
asil ketika terjadi perpanjangan rantai asam lemak.
Selanjutnya, gugus malonil dan gugus asil yang teraktifasi melakukan
reaksi kondensasi menghasilkan satu molekul CO2 dan acetoacetyl-ACP.
Reaksi kondensasi ini dikatalisis oleh enzim ketoacyl-ACP synthase
(KS).
Acetoacetyl-ACP yang terbentuk pada tahap kondensasi kemudian
mengalami reaksi reduksi gugus karbonil pada karbon C-3 membentuk D-β-hydroxybutyryl-ACP.
Reaksi ini dikatalis oleh
ketoacyl-ACP reductase (KR), dan yang berperan sebagai donor
elektron adalah NADPH.
Tahap selanjutnya adalah reaksi dehidrasi. Pada tahap ini satu molekul
air dilepaskan dari karbon C-2 dan C-3 D-β-hydroxybutyryl-ACP membentuk
ikatan ganda pada produknya trans-Δ2- butenoyl-ACP. Enzim
yang mengkatalis reaksi dehidrasi adalah hydroxyacyl-ACP dehydratase
(HD).
Tahap terakhir biosintesis asam lemak adalah reaksi reduksi ikatan ganda trans-Δ2-
butenoyl-ACP membentuk butyryl-ACP. Reaksi reduksi ini
dikatalisis oleh enzim enoyl-ACP reductase (ER). NADPH berperan
sebagai donor elektron pada reaksi reduksi ini.
Pada
hewan, bila ada kelebihan pasokan karbohidrat makanan, kelebihan karbohidrat
diubah menjadi triacylglycerol. Hal ini melibatkan sintesis asam lemak dari
asetil-KoA dan esterifikasi asam lemak dalam produksi triacylglycerol, proses
yang disebut lipogenesis. Asam lemak yang dibuat oleh synthases asam lemak yang
mempolimerisasi dan kemudian mengurangi asetil-KoA unit. Rantai asil dalam asam
lemak diperluas oleh siklus reaksi yang menambahkan gugus asetil, mereduksinya
menjadi alkohol, dehidrasi untuk kelompok alkena dan kemudian mengurangi lagi
untuk kelompok alkana. Enzim-enzim biosintesis asam lemak dibagi menjadi dua
kelompok, pada hewan dan jamur semua reaksi asam lemak sintase dilakukan oleh
protein tunggal multifungsi, sementara di plastida tanaman dan bakteri enzim
yang terpisah melakukan setiap langkah dalam jalur tersebut. Asam lemak dapat
selanjutnya dikonversi ke triacylglycerols yang dikemas dalam lipoprotein dan
disekresi dari hati.
Sintesis asam lemak tak jenuh melibatkan reaksi desaturation, dimana
ikatan ganda diperkenalkan ke dalam rantai asil lemak. Sebagai contoh, pada
manusia, desaturasi asam stearat oleh stearoil-CoA desaturase-1 menghasilkan
asam oleat. Asam tak jenuh ganda-asam linoleat lemak serta asam linolenat
triply-tak jenuh tidak dapat disintesis dalam jaringan mamalia, dan oleh karena
itu asam lemak esensial dan harus diperoleh dari makanan.
Sintesis Triacylglycerol terjadi dalam retikulum endoplasma oleh jalur
metabolik di mana gugus asil lemak asil-di COA akan ditransfer ke gugus
hidroksil dari gliserol-3-fosfat dan diasilgliserol.
Terpene dan isoprenoidnya, termasuk karotenoid, dibuat oleh perakitan dan
modifikasi unit isoprena disumbangkan dari prekursor isopentenil pirofosfat
reaktif dan pirofosfat dimethylallyl. Prekursor ini dapat dibuat dalam cara
yang berbeda. Pada hewan dan archaea, jalur mevalonate menghasilkan senyawa ini
dari asetil-KoA,
sedangkan pada tumbuhan dan bakteri non-jalur mevalonate menggunakan piruvat
dan gliseraldehida 3-fosfat sebagai substrat. Salah satu reaksi penting yang
menggunakan donor isoprena ini diaktifkan biosintesis steroid. Di sini, unit
isoprena bergabung bersama untuk membuat squalene dan kemudian dilipat dan
dibentuk menjadi satu set cincin untuk membuat lanosterol. Lanosterol kemudian
dapat diubah menjadi steroid lain seperti kolesterol dan ergosterol.
2.5. Metabolisme Jaringan Lemak
Proses pencernaan lemak di dalam tubuh dimulai di dalam mulut yaitu
dikunya, dan dicampur dengan air ludah, dan dicampur dengan enzim lipase
lingual yang terdapat di dalam kelenjar air liur. setelah itu lemak masuk ke
dalam esofagus dan didalam esofagus lemak tidak mengalami proses pencernaan.
Kemudian ke lambung, di dalam lambung dengan bantuan enzim lipase lingual dalam
jumlah terbatas memulai proses hidrolisis trigliserida menjadi digliserida dan
asam lemak, dan proses ini terbatas sebab lipase lambung hanya dapat melakukan
hidrolisis dalam jumlah terbatas. lalu masuk ke dalam usus halus, di dalam usus
halus, bahan empedu dari kontong empedu mengemulsi lemak. anzim lipase yang
ebrasal dari pankreas dan dinding usus halus menghidrolisis lemak dalam
bentuk emulsi menjadi digliserida, monogliserida, gliserol, dan asam lemak.
fosfolipida yang berasal dari pankreas juga menghidrolisis fosfolipid menjadi
asam lemak dan lisofosfolipida. kolesteorolesterase berasal dari pankreas
menghidrolisis ester kolesterol. lalu pencernaan masih berlanjur ke dalam usus
besar, sedikit lemak dan kolesterol yang terkurung dalam serat makanan,
dikeluarkan melalui feses.dan dari usus halus lemak yang telah mengalami proses
hidrolisi alan masuk ke dalam proses metabolisme lemak, seperti yang tergambar
dalam gambar diatas.
Lemak utama dalam makanan dalam darah berbentuk trigliserida, dan fungsi
utamanya adalah sebagai cadangan energi. sebagai cadangan energi, tubuh akan
menyimpannya dalam bentuk simpanan lemak yang utamanya disimpan dalam sel lemak
dalam jaringan lemak tubuh. sel-sel lemak memiliki enzim khusus di permukaannya
yaitu lipoprotein lipase (LPL) yang memiliki kemampuan melepaskan trigliserida
dan lipoprotein, menghidrolisisnya dan meneruskan hasil hidrolisis ke dalam
sel.
jika sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan
menghidrolisis simpanan trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta
melepaskan ke dalam pembuluh darah. pada sel yang membutuhkan, komponen ini
kemudian dibakar dan menghasilkan energi, CO2 dan H2O. pada tahap akhir
hidrolisis, setiap pecahan berasal dari lemak mengikat pecahan berasal dari
glukosa sebelum akhirnya dioksidasi secara komplit menjadi CO2 dan H2O. Lemak
tubuh tidak dapat dihidrolisis secara sempurna tanpa kehadiran karbohidrat.
tanpa karbohidrat akan diperoleh hasil antara pambakaran lemak berupa bahan-bahan
keton yang dapat menimbulkan ketosis.
Karena itu untuk memperlancar hidrolisis lemak tubuh membutuhkan
karbohidrat, karena itu, jika mengonsumsi lemak dalam jumlah yang banyak
sebaiknya diikuti dengan mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang banyak juga.
a.
Biosintesis
asam lemak lignoserat CH3(CH2)22COOH
Tahap yang dilalui dalam
metababolisme asam lemak adalah setelah masuk ke mitokondria oksidasi pada asam
lemak terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama dalam metabolime asam lemak adalah
asam lemak mengalami pelepasan unit 2-karbon berturut- turut secara oksidatif,
yang dimulai dari ujung karboksil rantai asam lemak, dengan berulang-ulang melewati rangkaian enzim yang melepaskan satu
unit asetil-2 karbon pada sekali proses dalam membentuk asetil Co-A, sehingga
pada asam lemak lignoserat yang memiliki 24 atom karbon mengalami 11 kali
proses melewati enzim ini. Pada akhir kesebelas proses ini, unit 2-karbon yang
terakhir dari asam lignoserat juga muncul sebagai asetil Co-A, sehingga
keseluruhan membentuk 12 potongan
2-karbon dalam bentuk gugus asetil, yaitu gugus asetil Co-A. Setiap pembentukan
tiap molekul asetil Co-A memerlukan pelepasan empat atom hidrogen dari setiap
asam lemak oleh kerja enzim dehidrogenase.
b.
Keterkaiatn
Asetil Co-A pada metabolisme protein, karbohidrat dan lemak
Keterkaitan Asetil Co-A pada metabolisme protein, karbohidrat dan lemak
adalah bahwa semua proses metabolisme yang dilalui masing-masing zat
menghasilkan asetil Co-A untuk masuk ke dalam s
2.6. Lemak
Sebagai Sumber Energi
Untuk Proses Untuk Proseas Hidup
Lemak sebagai sumber energi untuk
proses hidup
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi.
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh.
Secara ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Lipid sederhana :
o lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida),
o ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi
B. Lipid majemuk
o fosfolipid
o lipoprotein
C. Lipid turunan
o asam lemak
o sterol (kolesterol, ergosterol,dsb)
Secara klinis, lemak yang penting adalah
1. Kolesterol
2. Trigliserida (lemak netral)
3. Fosfolipid
4. Asam Lemak
Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O).
Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat. Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi pencernaan ).
Kolesterol tubuh berasal dari hasil pembentukan di dalam tubuh (sekitar 500 mg/hari) dan dari makanan yang dimakan. Pembentukan kolesterol di dalam tubuh terutama terjadi di hati (50% total sintesis) dan sisanya di usus, kulit, dan semua jaringan yang mempunyai sel-sel berinti. Jenis-jenis makanan yang banyak mengandung kolesterol antara lain daging (sapi maupun unggas), ikan dan produk susu. Makanan yang berasal dari daging hewan biasanya banyak mengandung kolesterol, tetapi makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kolesterol.
Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata Lipo=lemak, dan protein).
Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya.
Ada beberapa jenis lipoprotein, antara lain:
o Kilomikron
o VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
o IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
o LDL (Low Density Lipoprotein)
o HDL (High Density Lipoprotein)
Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara:
o Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang masuk ke dalam darah
o Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah
Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen
1. Jalur eksogen
Trigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas.
Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati.
Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah.
2. Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan.
Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh.
Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah, dimana pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan kolesterol dari dalam tubuh.
Itulah sebab munculnya istilah LDL-Kolesterol disebut lemak “jahat” dan HDL-Kolesterol disebut lemak “baik”. Sehingga rasio keduanya harus seimbang.
2.7. Fungsi Lemak Tak Jenuh
Jumlah kolesterol baik dalam darah merupakan penandaan penting soal gangguan jantung, tanpa peduli berapa banyak kolesterol jahat yang di kurangi.
Fungsi lemak tak jenuh ialah :
a) Mengusir lemak jenuh yang menempel pada arteri sehingga aliran darah kembali lancar .
b)Mencegah penyakit kardiovaskuler.
c)Kekakuannya dapat mencegah terjadinya pengumpulan molekul lemak dekat menjadi padat.
d)Bahan baku hormon.
e)Membantu transport vit.larut lemak.
f)Sebagai bahan insulasi perubahan suhu.
g)Pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.
h) dapat
membantu menurunkan LDL (kolesterol jahat) bila digunakan sebagai pengganti
lemak jenuh.
i) dapat
mempertahankan atau meningkatkan HDL (baik) kadar kolesterol.
Cara kerja lemak tak jenuh :
a)Lemak jenuh (kolesterol jahat) LDL yang berasal dari hasil disalurkan ke bagian tubuh lain dan lama-lama menumpuk dan berkontribusi membentuk plak.
b)Timbunan lemak (LDL) pada dinding arteri membentuk plak (kotoran menempel).
c)Lemak tak jenuh kolesterol baik (HDL) sifatnya stabil dan membawa sifat lemak jenuh menjauh arteri dan membawa kembali ke hati.
Lemak tak jenuh tunggal dapat ditemukan dalam makanan seperti minyak zaitun dan minyak canola, berbagai jenis kacang-kacangan, alpukat, selai kacang, dan ikan berlemak tinggi seperti salmon dan tuna. Lemak tak jenuh ganda dapat ditemukan pada ikan dan jenis minyak dari jagung, bunga matahari, biji kapas dan kedelai.
2.7.1. Oksidasi
asam lemak tidak jenuh
Asam lemak tidak jenuh banyak dijumpai
dalam alam dalam alam. Tiga diantaranya termasuk dalam golongan asam lemak esensial yaitu asam linoleat, asam
linoleanat dan asam arakhidonat. Pemecahan asam lemak, lemak tersebut pada
dasarnya tidak berbeda dari degradasi asam lemak jenuh yang telah diterangkan
sebelumnya. Akan tetapi karena adanya ikatan ganda, yang pada umunya adalah sis, maka perlu ada cara khisus untuk
menanganinya.
Dari tahapn reaksi oksidasi asam lemak
jenuh dapat diketahui bahwa senyawa hasil antara pemecahan asam lemak ada satu
yang berkaitan ganda.bentuk ikatan tersebut adalah trans. Oleh karena itu perlu ada enzim khusus yang dapat mengubah
bentuk ikatan dari sis menjadi trans.
Pada
asam lemak polienoat timbulsenyawa
3-hidroksi yang konfigurasinya adalah D. untuk inipun diperlukan enzim tambahan
yang dapat mengubah bentuk D ke bentuk L. kedua jenis reaksi yang menimbulkan
masalah diatas dapat dilihat pada reaksi pemecahan dibawah ini.
Pertama
kali asam lemak tidak jenuh ada diluar mitochondria diaktifkan, di angkut oleh
karnitin masuk kedalam organel tersebut. Bentuk asam lemk aktif setelah berada
didalam asil-KoA (tak jenuh) yang kemudian didegrasi seperti halnya pemecahan
asam lemak jenuh.
2.8. Metabolisme Lipop Protein Plasma
Lipoprotein
adalah agregat kompleks lipid dan protein yang membuat lipid yang kompatibel
dengan lingkungan berair dari cairan tubuh dan memungkinkan transportasi mereka
di seluruh tubuh semua vertebrata dan serangga untuk jaringan di mana mereka
diwajibkan. Karena pentingnya klinis mereka, proporsi yang sangat tinggi
penelitian tentang penawaran lipoprotein dengan fungsi mereka pada manusia
dalam hubungannya dengan kesehatan, dan diskusi yang mengikuti memiliki bias
manusia. Lipoprotein disintesis terutama dalam hati dan usus. Dalam sirkulasi,
agregat tersebut dalam keadaan fluks konstan, perubahan dalam komposisi dan
struktur fisik sebagai jaringan perifer mengambil berbagai komponen sisa-sisa
sebelum kembali ke hati. Konstituen lemak yang paling melimpah adalah triacylglycerols,
bebas kolesterol, ester kolesterol dan fosfolipid (fosfatidilkolin dan
sphingomyelin terutama), meskipun vitamin larut lemak dan anti-oksidan juga
diangkut dengan cara ini. Gratis (tanpa esterifikasi) asam lemak dan
lysophosphatidylcholine terikat pada protein albumin oleh kekuatan hidrofobik
dalam plasma dan berlaku yang didetoksifikasi.
Lipid
plasma terdiri dari triasilgliserol ( 16% ), fosfolipid ( 30 % ), kolesterol (
14 % ), dan esterkolesteril ( 36 % ), serta sedikit asam lemak rantai-panjang
tak-teresterifikasi ( asam lemak bebas, FFA ) ( 4 % ). Fraksi yang terakhir
ini, asam lemak bebas ( FFA), secara metabolic adalah lemak plasma yang paling
aktif. (
Para lipoprotein beredar secara
struktural dan metabolik berbeda dari proteolipids
yang mengandung asam lemak secara kovalen dihubungkan atau gugus lipid lainnya,
yang dijelaskan pada halaman Web lain.
reseptor Idealnya, agregat lipoprotein
harus dijelaskan dari segi komponen protein yang berbeda atau apoprotein
(atau 'apolipoproteins'), karena ini menentukan struktur keseluruhan dan
metabolisme, dan interaksi dengan molekul di hati dan jaringan perifer. Namun,
metode praktis yang telah digunakan untuk memisahkan kelas lipoprotein berbeda
telah menentukan tata nama. Dengan demikian, kelompok utama diklasifikasikan
sebagai kilomikron (CM), sangat-low-density lipoprotein
(VLDL), low-density lipoprotein (LDL)
dan high density lipoprotein (HDL), berdasarkan
kepadatan relatif agregat pada ultrasentrifugasi. Namun, kelas-kelas ini dapat
lebih disempurnakan dengan prosedur pemisahan yang lebih baik, dan intermediate
density lipoprotein (IDL) dan subdivisi dari HDL (HDL
misalnya 1, 2 HDL, HDL 3 dan sebagainya) sering
didefinisikan. Densitas ditentukan oleh konsentrasi relatif triacylglycerols
dan protein dan oleh diameter partikel luas bola, yang bervariasi dari sekitar
6000Â di CM untuk 100a atau kurang dalam HDL terkecil. Sebuah tata-nama alternatif
ini didasarkan pada mobilitas relatif pada elektroforesis pada gel agarosa.
Dengan demikian, α, β lipoprotein pra-dan β sesuai dengan HDL, VLDL dan LDL,
masing-masing
Lipoprotein
|
Sumber
|
Garis tengah (nm)
|
Densitas (g/ mL)
|
komposisi
|
Komponen lipid utama
|
apolipoprotein
|
|
Protein
(%)
|
Lipid
(%)
|
||||||
Kilomikron
|
Usus
|
90-1000
|
<0,95
|
1-2
|
98-99
|
Triasilglisirol
|
A-I, A-II, A-IV1, B-48, C-I, C-II, C-III, E
|
Sisa kilomikrom
|
Kilomikron
|
45-150
|
<1,006
|
6-8
|
92-94
|
Triasilglisirol, fosfolipid, kolesterol
|
B-48, E
|
VLDL
|
Hati (usus)
|
30-90
|
0,95-1,006
|
7-10
|
90-93
|
Triasilglisirol
|
B-100, C-I, C-II, C-II
|
IDL
|
VLDL
|
25-35
|
1,006-1,019
|
11
|
89
|
Triasilglisirol, kolesterol
|
B-100, E
|
LDL
|
VLDL
|
20-25
|
1,019-1,063
|
21
|
79
|
Kolesterol
|
B-100
|
HDL
HDL1
|
Hati, usus, VLDL, kilomikron
|
20-25
|
1,019-1,063
|
32
|
68
|
Fosfolipid, kolesterol
|
A-I, A-II, A-IV,C-I, C-II, C-III, D2,E
|
HDL2
|
10-20
|
1,063-1,125
|
33
|
67
|
|
|
|
HDL3
|
5-10
|
1,125-1,210
|
57
|
43
|
|
|
|
Praβ-HDL3
|
<5
|
>1,210
|
|
|
|
A-I
|
|
Albumin / asam lemak bebas
|
Jaringan adiposa
|
|
>1,281
|
99
|
1
|
Asam lemak bebas
|
|
2.9. Peranan Hati Pada Metabolisme Lipid
Metabolisme lipid di dalam tubuh merupakan perkiraan
hak istimewa hati. Jaringan mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi asam lemak
sampai tuntas. Jaringan adiposa memiliki sifat metabolisme yang aktif untuk
memodifikasi terhadap peranan hati yang bersifat sentral dan unit di dalam
metabolisme lipid merupakan konsep yang penting.
Hati
melaksanakan fungsi -
fungsi utama berikut ini dalam
metabolisme lipid :
1. Hati mempermudah pencernaan dan penyerapan lipid dengan menghasilkan empedu yang mengandung kolesterol dan garam empedu yang disintesis dihati de novo atau dari penyerapan kolesterol lipoprotein (Bab 26 ). murray
2. Hati mempunyai sistem enzim yang aktif untuk sintesis serta oksidas asam lemak dan untk sintesis triasilgliserol serta fosfilipid (Bab 22 dan 23).
3. Hati mengonversi asam lemak menjadi badan keton (KETOGENESIS). (bab 22)
4. Hati memainkan peranan integral dadalam sintesis serta metabolisme
lipoprotein plasma.
1. Hati mempermudah pencernaan dan penyerapan lipid dengan menghasilkan empedu yang mengandung kolesterol dan garam empedu yang disintesis dihati de novo atau dari penyerapan kolesterol lipoprotein (Bab 26 ). murray
2. Hati mempunyai sistem enzim yang aktif untuk sintesis serta oksidas asam lemak dan untk sintesis triasilgliserol serta fosfilipid (Bab 22 dan 23).
3. Hati mengonversi asam lemak menjadi badan keton (KETOGENESIS). (bab 22)
4. Hati memainkan peranan integral dadalam sintesis serta metabolisme
lipoprotein plasma.
2.10. Proses Ketogenesis dan
Terjadinya Ketosis Metabolisme Kolesterol
A. Produksi
Badan keton yang dihasilkan terutama dalam mitokondria dari hati sel. Sintesis terjadi dalam menanggapi rendah karbohidrat tingkat dalam darah, dan setelah kelelahan toko karbohidrat selular, seperti glikogen . Produksi badan keton ini kemudian berinisiatif untuk membuat energi tersedia yang disimpan sebagai asam lemak juga dikenal sebagai lipid . Asam lemak enzimatik dipecah dalam β-oksidasi untuk membentuk asetil-KoA . Biasanya, asetil-KoA selanjutnya teroksidasi dan energinya ditransfer sebagai elektron untuk NADH , FADH 2 , dan GTP dalam siklus asam sitrat (siklus TCA). Namun, jika jumlah asetil-KoA yang dihasilkan dalam lemak-asam β-oksidasi tantangan kapasitas pengolahan dari siklus TCA atau jika aktivitas dalam siklus TCA rendah karena jumlah rendah intermediet seperti oksaloasetat , asetil-KoA kemudian digunakan bukan dalam biosintesis badan keton melalui acetoacyl-KoA dan β-hidroksi-β-methylglutaryl-KoA ( HMG-CoA ).
Selain perannya dalam sintesis badan
keton, HMG-CoA juga merupakan antara dalam sintesis kolesterol .
B. Jenis badan keton
Tiga
badan keton adalah:
·
Asetoasetat
, jika tidak teroksidasi untuk membentuk energi yang dapat digunakan, itu
adalah sumber dari dua badan keton lainnya di bawah ini.
·
Aseton
; tidak digunakan sebagai sumber energi, tetapi bukan dihembuskan atau
dikeluarkan sebagai limbah.
Masing-masing senyawa
yang disintesis dari asetil-KoA molekul.
C. Peraturan
Ketogenesis mungkin atau tidak mungkin
terjadi, tergantung pada tingkat karbohidrat yang tersedia dalam sel atau
tubuh. Hal ini terkait erat dengan jalur dari asetil-KoA:
·
Ketika tubuh memiliki cukup karbohidrat
tersedia sebagai sumber energi, glukosa
benar-benar dioksidasi menjadi CO 2
; asetil-KoA terbentuk sebagai perantara dalam proses ini, pertama memasuki siklus asam sitrat
diikuti oleh konversi lengkap dari energi kimia untuk ATP di phosporylation
oksidatif .
·
Ketika tubuh memiliki kelebihan
karbohidrat yang tersedia, glukosa beberapa sepenuhnya dimetabolisme, dan
beberapa akan disimpan dengan menggunakan asetil-KoA untuk membuat asam lemak
. (CoA juga didaur ulang di sini.)
·
Ketika tubuh tidak memiliki karbohidrat
bebas yang tersedia, lemak harus dipecah menjadi asetil-KoA untuk mendapatkan
energi. Asetil-KoA tidak didaur ulang melalui siklus asam sitrat karena
intermediet siklus asam sitrat telah habis untuk memberi makan glukoneogenesis
jalur, dan akumulasi yang dihasilkan dari asetil-KoA mengaktifkan ketogenesis.
D. Patologi
Badan
keton diciptakan pada tingkat yang moderat dalam tubuh setiap orang, seperti
saat tidur dan lain kali bila tidak ada karbohidrat tersedia. Namun, ketika
ketogenesis yang terjadi pada lebih tinggi dari tingkat normal, tubuh dikatakan
dalam keadaan ketosis
. Tidak diketahui apakah ketosis memiliki negatif efek jangka panjang atau tidak.
Kedua asetoasetat dan beta-hidroksibutirat adalah asam , dan, jika tingkat badan-badan keton terlalu tinggi, pH dari tetes darah, sehingga ketoasidosis. Hal ini sangat jarang, dan, secara umum, terjadi hanya dalam tipe yang tidak diobati Saya diabetes (lihat diabetic ketoacidosis ) dan pecandu alkohol setelah pesta minuman keras dan kelaparan berikutnya (lihat ketoasidosis beralkohol ).
Kedua asetoasetat dan beta-hidroksibutirat adalah asam , dan, jika tingkat badan-badan keton terlalu tinggi, pH dari tetes darah, sehingga ketoasidosis. Hal ini sangat jarang, dan, secara umum, terjadi hanya dalam tipe yang tidak diobati Saya diabetes (lihat diabetic ketoacidosis ) dan pecandu alkohol setelah pesta minuman keras dan kelaparan berikutnya (lihat ketoasidosis beralkohol ).
E.
PROSES KETOSIS
Ketosis adalah kata yang akan buah mulut
banyak, tanpa pandang bulu dalam pandangan saya, dan itu salah dikutip menjadi
penyebab utama sejumlah penyakit. Satu yang terlintas dalam pikiran, karena
saya telah melihat istilah disebutkan beberapa kali akhir-akhir ini, adalah
"Kehamilan Ketosis". Tidak ada hewan seperti itu! Ada kehamilan, yang
merupakan salah satu kondisi, dan ada ketosis, yang merupakan kondisi yang sama
sekali terpisah. Sementara dalam kondisi tertentu selama kehamilan atau laktasi
ketosis dapat mengembangkan sebagai 'kondisi sekunder', adalah tidak terbatas
pada kehamilan ataupun menyusui, dan dapat muncul pada setiap tahap dalam
kehidupan seekor kambing. (Ketosis terjadi pada orang juga.)
Itu terjadi kepada saya bahwa arti
sebenarnya dari Ketosis yang mungkin tidak dipahami dengan baik, jadi saya akan
mencoba untuk menjelaskannya:
Penjelasan teknis dari proses adalah:
Ketosis adalah kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan metabolik. Dalam
istilah ilmiah itu didefinisikan sebagai akumulasi berlebihan dari badan keton
dalam jaringan tubuh dan cairan. 'Tubuh Keton' adalah zat metabolisme asam
acetoacetic dan beta-hidroksibutirat. Aseton, yang menempatkan off bau tertentu
yang terkait dengan Ketosis, muncul dari asam acetoacetic, menjadi gejala
ketika hewan tersebut dalam keadaan ketotik. Semua zat ini adalah produk
metabolisme normal 'lemak' dalam hati. Ketika mereka menjadi sangat tidak
seimbang akibat ketosis, hasil akhirnya adalah kegagalan hati.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan makalah ini, Secara
umum senyawa yang disebut lipid dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang
dalam pelarut tidak larut dalam air, namun dapat larut dalam pelarut organik,
contohnya benzen, eter, dan kloroform. Suatu lipid tersusun atas asam lemak dan
gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu nama lain berdasarkan komponen
dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya maupun sifat-sifat
kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana
lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril ester dan fosfolipid),
kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi dengan protein
(lipoprotein).
B. SARAN
Dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dari penulis, diharapkan pembaca
mencari referensi lain untuk menambah pengetahuan tentang materi lipid.
DAFTAR PUSTAKA
7.
Murray
Robert K, et al: Biokimia Harper Edisi 27. EGC cetakan I: 2009
8.
Martoharsono
Soeharsono: Biokimia2. Gadjah Mada University Press: 2006
9.
Poedjiadi
Anna dan Supriyanti F.M. Titin: Dasar-Dasar Biokimia: UI-Press, 2007
10.
Murray
Robert K, et al: Biokimia Harper Edisi 24. EGC, 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar