LAPORAN PENDAHULUAN
INFEKSI LUKA OPERASI SESAR
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
Aisyah Rahmawati
Alviani Masrohatul Ai’niah
Enik Ngalista
Solehati Nur Fadilah
DIII KEBIDANAN
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2013/2014
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
Halaman Pengesahan dan Asuhan Kebidanan
“INFEKSI LUKA OPERASI SESAR”
Yang Disusun oleh :
Aisyah Rahmawati
Alviani Masrohatul Ai’niah
Enik Ngalista
Solehati Nur Fadilah
Sudah sesuai dengan dengan outline dan telah
di setujui oleh dosen pembimbing untuk mendapatkan pengesahan sebagaimana
mestinya.
Genggong , Desember 2013
Menyetujui
Dosen pembimbing
IIT ERMAWATI, Amd.Keb.,S.Kep.,M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di negara berkembang
seperti di Indonesia kejadian operasi Sectio caesarea yang semakin banyak sudah
issue , tapi ada suatu indicator yang dijadikan patokan masyarakat. Dari data
tahun 1975, di jaman operasi section caesare masih jarang dilakukan, angka
kematian ibu yang melahirkan sekitar 30 orang setiap 1000 orang ibu yang
melahirkan. Lewat keseriusan pemerintah untuk menekan angka kematian ibu terus
diupayakan sehingga pada tahun 1996 mencanangkan “Gerakan Sayang Ibu” (GSI) dan
mematok angka 2,25% dari semua persalinan sebagai target nasional untuk
menurunkan angka kematian ibu pada akhir 1999 (Cindy, dkk, 2005).
Indikasi sectio
caesarea antara lain : Ibu / janin : Distosia (ketidakseimbangan sepalopelvik,
kegagalan induksi persalinan, kerja rahim yang abnormal). Ibu : Penyakit pada
ibu (Eklapmsia, DM, Penyakit jantung,Ca servik), pembedahan sebelumnya,
sumbatan pada jalan lahir. Janin : Gangguan pada janin, Prolaps tali, Mal presentasi. Plasenta :
Plasenta previa, Abrupsion plasenta. Untuk menekan angka kematian ibu dan janin salah satu
cara bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Tindakan persalinan yang biasa
dilakukan adalah bedah Caesar.
Di
negara maju frekuensi operasi sectio caesarea berkisar antara 1,5% sampai
dengan 7% dari semua persalinan (Sarwono, 1999). Indikasi dilakukan section
caesarea pada ibu adalah disproporsi Cepalo pelvic, placenta previa, tumor
jalan lahir, hidramnion, kehamilan gamely, sedangkan janin adalah janin besar,
mal presentasi, letak lintang, hidrocepalus (Oxom, 2008). Pre eklampsia atau
peningkatan tekanan darah, protenuria dan udem pada ibu hamil juga merupakan
indikasi dilakukan operasi sectio caesarea. Karena bila dipaksakan pervaginaan
dapat berisiko terjadi kejang pada ibu atau eklampsia.
Eklampsia dapat menyebabkan kematian ibu bahkan janin yang
dikandungnya.Namun demikian operasi sectio caesarea bukan tanpa adanya resiko.
Komplikasi section caesarea antara lain perdarahan, infeksi (sepsis), dan
cedera di sekeliling struktur (usus besar, kandung kemih, pembuluh ligament
yang lebar,ureter) (Hacker, 2001).
B. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum
tentang infeksi section caesarea dan proses keperawatannya.
2.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya adalah :
a. Mengetahui tentang
pengertian dan etiologi infeksi section caesarea
b. Mengetahui tanda
dan gejala infeksi section caesarea
c. Mengetahui tentang
patofisiologi dan pathway dari penyakit infeksi section caesarea
d. Mengetahui tentang
pemeriksaan diagnostik pada penyakit infeksi section caesarea
e. Mengetahui tentang
komplikasi yang terjadi pada penyakit infeksi section caesarea
f. Mengetahui tentang
penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan keperawatan pada penyakit infeksi
section caesarea
g. Melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan penyakit infeksi section caesarea
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Konsep Dasar Penyakit
1.
Definisi / Pengertian
SC (Sectio caesarea) adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui insisi pada dinding perut dan dindina rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Prawirohadjo, 2002). Sectio
Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut atau vagina. (Muchtar, 1998).
Jadi sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat
insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin
dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir
dengan keadaan utuh dan sehat
2.
Etiologi
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal
yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan
normal ( Dystasia ).
3.
Patofisiologi
a.
Pada Ibu :
·
Disproporsi kepala panggul/CPD//FPD
·
Disfungsi uterus
·
Distosia jaringan lunak
·
Plasenta previa
·
His lemah / melemah
·
Riwayat sectio caesarea
b.
Pada Anak :
·
Janin besar
·
Gawat janin
·
Letak lintang
·
Hydrocephalus
4.
Klasifikasi
a.
Sektio caesaria abdominalis
Tipe operasi sektio caesaria :
1)
Sektio caesaria klasik atau korporal dengan insisi
memanjang pada korpus uteri.
2)
Sektio caesaria ismika atau profunda atau low
cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim
b.
Sectio caesaria transperitonialis yang terdiri
dari :
1)
Sektio caesaria ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritoneum
parietalis dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.
2)
Sektio Caesaria vaginalis. Menurut sayatan pada rahim, sectio caesaria
dapat dilakukan sebagai berikut :
·
Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig
·
Sayatan melintang (transversal) menurut KerrSayatanhuruf T
(T-incision)
5.
Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
a.
Test HCG Urine : sebagai Indikator kehamilan apakah Positif /Negatif
b.
Ultra Sonografi : untuk mengetahui Kondisi janin/cavum uteria apakah
terdapat janin/sisa janin
c.
Kadar Hematocrit/Ht : sebagai Status Hemodinamika untuk mengetahui adanya
Penurunan hematokrit (< 35 mg%)
d.
Kadar Hemoglobin : sebagai Status Hemodinamika untuk mengetahui adanya
Penurunan hemoglobin atau tidak (< 10 mg%)
e.
Kadar SDP : untuk mengetahui adanya Resiko Infeksi
Meningkat(>10.000 U/dl)
f.
Kultur : Untuk mengetahui adanya Kuman
spesifik
6.
Penatalaksanaan
a.
Awasi TTV sampai pasien sadar
b.
Pemberian cairan dan diit
c.
Atasi nyeri yang ada
d.
Mobilisasi secara dini dan bertahap
e.
Kateterisasi
f.
Jaga kebersihan luka operasi dan Perawatan luka
insisi
g.
Berikan obat antibiotic dan analgetik (Mochtar, 1998).
7.
Komplikasi
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini
antara lain :
a.
Infeksi puerperal ( Nifas )
1) Ringan, dengan suhu
meningkat dalam beberapa hari
2) Sedang, suhu
meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung
3)
Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
b.
Perdarahan
1)
Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
2)
Perdarahan pada plasenta bed
c.
Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung
kemih bila peritonealisasi terlalu tinggi
8.
Pengkajian
a.
Sirkulasi
Perhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal, penyakit vaskuler
perifer atau stasis vaskuler (peningkatan resiko pembentukan thrombus).
b.
Integritas ego
Perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya factor-faktor stress
multiple seperti financial, hubungan, gaya hidup. Dengan tanda-tanda tidak
dapat beristirahat, peningkatan ketegangan, stimulasi simpatis.
c.
Makanan/cairan
Malnutrisi, membrane mukosa yang kering pembatasan puasa pra operasi
insufisiensi Pancreas/ DM, predisposisi untuk hipoglikemia/ ketoasidosis.
d.
Pernafasan
Adanya infeksi, kondisi yang kronik/batuk, merokok.
9.
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a.
Gangguan rasa nyaman: Nyeri b/d agen cidera fisik
b.
Resiko infeksi b/d trauma jaringan
c.
Ansietas b/d krisis situasional
d. Hambatan aktivitas
fisik b/d ansietas
e. Resiko konstipasi
b/dkelemahan otot abdomen
f.
Gangguan eliminasi urineb/d gangguan sensori motorik (efek-efek
hormonal/anastesi)
10. ALUR MASALAH
Pohon Maslah
Sectio
Caesarea
Fisik Psikologi
Gangguan sensorik Insisi
motorik
Cidera fisik Krisis situsional
Gangguan eliminasi Konsep diri
Urine
Ansietas
↓
Sectio Caesarea
↓
Fisik
|
↓Psikologis
|
↓ ↓
Gangguan sensori motorik
↓
Gangguan
eliminasi Urine
|
Insisi
↓
Cidera
fisik
|
Krisis
situasional
Konsep
diri
↓
Ansietas
|
↓ ↓
↓
Trauma
jaringan
↓
Resiko infeksi
|
Nyeri
|
Kelemahan otot abdomen
↓
Resiko Konstipasi
|
Hambatan mobilisasi
fisik
|
BAB III
ASKEP SECARA TEORI
A.
Rencana Asuhan Keperawatan
DX 1 : Gangguan rasa nyaman: Nyeri b/d
agen cidera fisik
Tujuan
: Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami Kriteria
Hasil :
·
Mengungkapkannyeriberkurang
·
Skalanyeri 0-1
·
Dapatmelakukantindakanuntukmenguranginyeri
·
TTV dalambatas normal ; Suhu : 36-37 0 C, TD : 120/80 mmHg, RR
:18-20x/menit, Nadi : 80-100 x/menit
Intervensi :
1.
Kaji intensitas, karakteristik, dan derajat nyeri
R/ Pengkajian yang
spesifik membantu memilih intervensi yang tepat
2.
Pertahankan tirah baring selama masa akut
R/ Meminimalkan
stimulasi atau meningkatkan relaksasi
3.
Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya.
R/ Meningkatkan
koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
4.
Ajarkan teknik distraksi
R/ Pengurangan persepsi nyeri
5.
Kolaborasi pemberian analgetik
R/ Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat
dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum
luas/spesifik
DX 2 : Resiko Infeksi b/d trauma
jaringan
Tujuan
: Tidak terjadi infeksi
Kriteria
Hasil :
·
Tidak ada tanda – tanda infeksi, seperti : merah,
panas, bengkak, fungsio laesa Intervensi :
1.
Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ;
jumlah, warna, dan bau dari luka operasi.
R/Perubahan yang
terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang
lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi.
2.
Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka
selama masa post operasi.
R/ Infeksi dapat timbul akibat kurangnya
kebersihan luka..
3.
Lakukan perawatan luka
R/ Inkubasi kuman
pada area luka dapat menyebabkan infeksi.
4.
Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi
R/ Berbagai
manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan
peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri
Operatif, Obstetri Sosial. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
T.Heather Herdman, PhD, RN. 2012. Nanda
InternasionalDiagnosis Keperawatan : definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jakarta : EGC.
http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-post-sectio-caesarea-sc.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar