Rabu, 05 Maret 2014

Laporan Infeksi Luka Operasi Sesar



LAPORAN PENDAHULUAN
INFEKSI LUKA OPERASI SESAR



Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
Aisyah Rahmawati
Alviani Masrohatul Ai’niah
Enik Ngalista
Solehati Nur Fadilah


DIII KEBIDANAN
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2013/2014





LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
Halaman Pengesahan dan Asuhan Kebidanan
“INFEKSI LUKA OPERASI SESAR”



Yang Disusun oleh :
Aisyah Rahmawati
Alviani Masrohatul Ai’niah
Enik Ngalista
Solehati Nur Fadilah

Sudah sesuai dengan dengan outline dan telah di setujui oleh dosen pembimbing untuk mendapatkan pengesahan sebagaimana mestinya.

Genggong , Desember 2013
Menyetujui
Dosen pembimbing





IIT ERMAWATI, Amd.Keb.,S.Kep.,M.Kes






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di negara berkembang seperti di Indonesia kejadian operasi Sectio caesarea yang semakin banyak sudah issue , tapi ada suatu indicator yang dijadikan patokan masyarakat. Dari data tahun 1975, di jaman operasi section caesare masih jarang dilakukan, angka kematian ibu yang melahirkan sekitar 30 orang setiap 1000 orang ibu yang melahirkan. Lewat keseriusan pemerintah untuk menekan angka kematian ibu terus diupayakan sehingga pada tahun 1996 mencanangkan “Gerakan Sayang Ibu” (GSI) dan mematok angka 2,25% dari semua persalinan sebagai target nasional untuk menurunkan angka kematian ibu pada akhir 1999 (Cindy, dkk, 2005).
Indikasi sectio caesarea antara lain : Ibu / janin : Distosia (ketidakseimbangan sepalopelvik, kegagalan induksi persalinan, kerja rahim yang abnormal). Ibu : Penyakit pada ibu (Eklapmsia, DM, Penyakit jantung,Ca servik), pembedahan sebelumnya, sumbatan pada jalan lahir. Janin : Gangguan pada janin, Prolaps tali, Mal presentasi. Plasenta : Plasenta previa, Abrupsion plasenta. Untuk menekan angka kematian ibu dan janin salah satu cara bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Tindakan persalinan yang biasa dilakukan adalah bedah Caesar.
Di negara maju frekuensi operasi sectio caesarea berkisar antara 1,5% sampai dengan 7% dari semua persalinan (Sarwono, 1999). Indikasi dilakukan section caesarea pada ibu adalah disproporsi Cepalo pelvic, placenta previa, tumor jalan lahir, hidramnion, kehamilan gamely, sedangkan janin adalah janin besar, mal presentasi, letak lintang, hidrocepalus (Oxom, 2008). Pre eklampsia atau peningkatan tekanan darah, protenuria dan udem pada ibu hamil juga merupakan indikasi dilakukan operasi sectio caesarea. Karena bila dipaksakan pervaginaan dapat berisiko terjadi kejang pada ibu atau eklampsia.
Eklampsia dapat menyebabkan kematian ibu bahkan janin yang dikandungnya.Namun demikian operasi sectio caesarea bukan tanpa adanya resiko. Komplikasi section caesarea antara lain perdarahan, infeksi (sepsis), dan cedera di sekeliling struktur (usus besar, kandung kemih, pembuluh ligament yang lebar,ureter) (Hacker, 2001).
B.     Tujuan
1.    Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum tentang infeksi section caesarea dan proses keperawatannya.
2.    Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya adalah :
a.       Mengetahui tentang pengertian  dan etiologi infeksi section caesarea
b.      Mengetahui tanda dan gejala infeksi section caesarea
c.       Mengetahui tentang patofisiologi dan pathway dari penyakit infeksi section caesarea
d.      Mengetahui tentang pemeriksaan diagnostik pada penyakit infeksi section caesarea
e.       Mengetahui tentang komplikasi yang terjadi pada penyakit infeksi section caesarea
f.       Mengetahui tentang penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan keperawatan pada penyakit infeksi section caesarea
g.      Melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit infeksi section caesarea




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

     I.     Konsep Dasar Penyakit
1.      Definisi / Pengertian
SC (Sectio caesarea) adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dindina rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Prawirohadjo, 2002). Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina. (Muchtar, 1998).
Jadi sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat
2.      Etiologi
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia ).
3.      Patofisiologi
a.       Pada Ibu :
·         Disproporsi kepala panggul/CPD//FPD
·         Disfungsi uterus
·         Distosia jaringan lunak
·         Plasenta previa
·         His lemah / melemah
·         Riwayat sectio caesarea
b.      Pada Anak :
·         Janin besar
·         Gawat janin
·         Letak lintang
·         Hydrocephalus
4.      Klasifikasi
a.       Sektio caesaria abdominalis
Tipe operasi sektio caesaria :
1)      Sektio caesaria klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri.
2)      Sektio caesaria ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim
b.      Sectio caesaria transperitonialis yang terdiri dari :
1)      Sektio caesaria ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.
2)      Sektio Caesaria vaginalis. Menurut sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan sebagai berikut :
·         Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig
·         Sayatan melintang (transversal) menurut KerrSayatanhuruf T (T-incision)
5.      Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
a.       Test HCG Urine : sebagai Indikator kehamilan apakah Positif /Negatif
b.      Ultra Sonografi : untuk mengetahui Kondisi janin/cavum uteria apakah terdapat janin/sisa janin
c.       Kadar Hematocrit/Ht : sebagai Status Hemodinamika untuk mengetahui adanya Penurunan hematokrit (< 35 mg%)
d.      Kadar Hemoglobin : sebagai Status Hemodinamika untuk mengetahui adanya Penurunan hemoglobin atau tidak (< 10 mg%)
e.       Kadar SDP : untuk mengetahui adanya Resiko Infeksi Meningkat(>10.000 U/dl)
f.       Kultur : Untuk mengetahui adanya Kuman spesifik 
6.      Penatalaksanaan
a.       Awasi TTV sampai pasien sadar
b.      Pemberian cairan dan diit
c.       Atasi nyeri yang ada
d.      Mobilisasi secara dini dan bertahap
e.       Kateterisasi
f.       Jaga kebersihan luka operasi dan Perawatan luka insisi
g.      Berikan obat antibiotic dan analgetik (Mochtar, 1998).
7.      Komplikasi
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain :
a.       Infeksi puerperal ( Nifas )
1)      Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
2)      Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung
3)      Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
b.      Perdarahan
1)      Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
2)      Perdarahan pada plasenta bed
c.       Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila peritonealisasi terlalu tinggi
8.      Pengkajian
a.       Sirkulasi
Perhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal, penyakit vaskuler perifer atau stasis vaskuler (peningkatan resiko pembentukan thrombus).
b.      Integritas ego
Perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya factor-faktor stress multiple seperti financial, hubungan, gaya hidup. Dengan tanda-tanda tidak dapat beristirahat, peningkatan ketegangan, stimulasi simpatis.
c.       Makanan/cairan
Malnutrisi, membrane mukosa yang kering pembatasan puasa pra operasi insufisiensi Pancreas/ DM, predisposisi untuk hipoglikemia/ ketoasidosis.
d.      Pernafasan
Adanya infeksi, kondisi yang kronik/batuk, merokok.
9.      Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a.    Gangguan rasa nyaman: Nyeri b/d agen cidera fisik
b.    Resiko infeksi b/d trauma jaringan
c.     Ansietas b/d krisis situasional
d.   Hambatan aktivitas fisik b/d ansietas
e.    Resiko konstipasi b/dkelemahan otot abdomen
f.     Gangguan eliminasi urineb/d gangguan sensori motorik (efek-efek hormonal/anastesi)




10.  ALUR MASALAH
Pohon Maslah

Sectio Caesarea
                                                                                                                                   
                                                           
                                                            Fisik                Psikologi
Gangguan sensorik                  Insisi
                                                           
         motorik
                                                       Cidera fisik                      Krisis situsional

Gangguan eliminasi                                                          Konsep diri
Urine

                                                                                                       Ansietas
Sectio Caesarea


 
Fisik
Psikologis
                                                                                                
Gangguan sensori motorik
Gangguan eliminasi Urine
Insisi
Cidera fisik 

Krisis situasional
Konsep diri
Ansietas
                                                                    
Trauma jaringan
Resiko infeksi
Nyeri
Kelemahan otot abdomen
Resiko Konstipasi
Hambatan mobilisasi fisik













BAB III
ASKEP SECARA TEORI

A.    Rencana Asuhan Keperawatan
DX 1 :  Gangguan rasa nyaman: Nyeri b/d agen cidera fisik
Tujuan : Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami Kriteria Hasil :
·         Mengungkapkannyeriberkurang
·         Skalanyeri 0-1
·         Dapatmelakukantindakanuntukmenguranginyeri
·         TTV dalambatas normal ; Suhu : 36-37 0 C, TD : 120/80 mmHg, RR :18-20x/menit, Nadi : 80-100 x/menit
Intervensi :
1.      Kaji intensitas, karakteristik, dan derajat nyeri
R/ Pengkajian yang spesifik membantu memilih intervensi yang tepat
2.      Pertahankan tirah baring selama masa akut
R/  Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi
3.      Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya.
R/ Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
4.      Ajarkan teknik distraksi
R/ Pengurangan persepsi nyeri
5.      Kolaborasi pemberian analgetik
R/ Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik
DX 2 :  Resiko Infeksi b/d trauma jaringan
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil :
·         Tidak ada tanda – tanda infeksi, seperti : merah, panas, bengkak, fungsio laesa Intervensi :
1.      Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau dari luka operasi.
R/Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi.
2.      Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi.
R/ Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan luka..
3.      Lakukan perawatan luka
R/ Inkubasi kuman pada area luka dapat menyebabkan infeksi.
4.      Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi
R/ Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.





DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-post-sectio-caesarea-sc.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar